Jorge Sampaoli kini adalah seorang pelatih cerdas yang membawa Chile masuk semifinal Copa America. Namun, tahukah kalian, bahwa...
Jorge Sampaoli kini adalah seorang pelatih cerdas yang membawa Chile masuk semifinal Copa America. Namun, tahukah kalian, bahwa ternyata pelatih Chile ini menjadi pelatih karena memanjat pohon. Bagaimana bisa ? Berikut adalah kisah perjalanan karir seorang Sampaoli.
Jorge Sampaoli mungkin tidak akan bergelut dengan kulit bundar karena sudah apes pada usia 19 tahun. Karir usia mudanya di Newell’s Old Boy harus berakhir ketika mengalami cedera kaki. Setelah mengalami cedera itu, Sampaoli tidak kembali lagi ke lapangan hingga usianya menapak 35 tahun.
Dia kembali berkiprah di lapangan hijau bersama klub regional Argentina Club Atletico Belgrano de Arequito. Kali ini dia sudah berstatus pelatih. Hingga pada suatu pertandingan, klub yang dibesutnya terlibat dalam sebuah laga yang dibumbui kericuhan. Sampaoli yang tidak menerima keputusan pengadil melakukan tindakan kurang sportif. Sampaoli memukul wasit sehingga dikeluarkan dari arena pertandingan kelas amatir tersebut.
Bukannya jera, Sampaoli muda justru melakukan tindakan yang konyol agar tetap bisa mendampingi timnya. Dia memanjat pohon di luar stadion dan tetap memberikan instruksi kepada pemainnya.
Tidak diketahui kebenaran cerita tersebut. Namun, foto yang diambil salah seorang fotografer media Argentina Capital de Rosario bernama Sergio Toriggino menjadi fakta yang sulit terbantahkan,
Dalam foto tersebut, terlihat jelas Sampaoli bergelantung di pohon. Nasib baik pun dia dapat. Foto yang diterbitkan Capital de Rosario itu kemudian dilihat Presiden Newell’s Eduardo Lopez. Dia lantas menawari Sampaoli untuk membesut klub amatir lainnya, Argentino (de Rosario).
’’Ya, benar. Semua berawal dari foto tersebut. Lopez sudah melihat foto itu. Ayah mantan pesepak bola internasional Argentina (Lionel) Scaloni yang sama-sama berasal dari Distrik De Rosario juga melihat foto itu. Kemudian, mereka memanggil saya untuk mengarsiteki Argentino pada 1996,’’ papar Sampaoli kepada situs resmi Copa America 2015.
Dalam biodatanya, memang tidak pernah disebutkan klub-klub amatir yang pernah dibesut Sampaoli itu. Pelatih yang lahir di Santa Fe, Argentina, 55 tahun silam tersebut hanya disebutkan mengawali karir pelatih profesional bersama klub Liga Peru Juan Aurich pada 2002.
Namun, Sampaoli mengatkan bahwa dirinya pernah menangani klub-klub amatir Argentina hingga 2001. ’’Saya pernah hengkang, lalu kembali lagi pada 2001 untuk membantu tim itu (Argentino) saat sedang kesulitan. Setelah itu, saya pergi ke Peru dan hingga sekarang saya tidak berhenti melatih,’’ tuturnya.
Walaupun tidak pernah berhenti melatih klub profesional pasca 2002, Sampaoli dikenal sebagai pelatih nomaden. Di tujuh klub yang pernah dibesut Sampaoli, rata-rata hanya berlangsung semusim. Itu pun tidak ada gelar yang diberikan Sampaoli buat klub yang ditanganinya.
Momentum yang menjadi lompatan karir dia datang ketika menangani Universidad de Chile pada 2011–2012. Dalam kurun waktu itu, Sampaoli mampu mencetak treble winners. Yaitu, menjuarai Torneo Apertura 2011, Torneo Clausura 2011, dan Copa Sudamericana.
Salah seorang jurnalis terkenal di Cile Gabrielle Marcotti membandingkan gaya melatih Sampaoli dengan mantan pelatih Argentina Marcelo Bielsa. Marcotti menilai, Bielsa dan Sampaoli sama-sama workaholic. Itu bisa dilihat dari bagaimana dia menghabiskan waktu di lapangan.
’’Dia sudah ada di tempat latihan pada pagi sekitar pukul 08.30 dan tidak akan meninggalkan kamp latihan sebelum malam pukul 21.00. Saat tiba di rumah, dia kembali berurusan dengan sepak bola, menonton DVD terkait dengan analisis sepak bola di komputernya,’’ beber Marcotti.
Sampaoli juga memiliki filosofi bermain yang sama dengan Bielsa. Yang paling kelihatan adalah kesamaan skema bermain fleksibel dengan tiga atau empat bek di pertahanan. ( Sumber : JawaPos )